Berkenalan dengan Bahasa Rupa


Apakah Bahasa Rupa itu? Prof. Dr. Primadi Tabrani dari FSRD ITB secara sederhana menyebut Bahasa Rupa sebagai gambar yang bercerita. “Gambar” yang dimaksud disini tentu bukan saja lukisan tetapi segala karya visual manusia seperti lukisan, patung, atau ornamen dalam benda-benda yang ada di sekitar kita. Karya visual manusia oleh Profesor Primadi dibagi menjadi dua yaitu Ruang Waktu Datar (RWD) dan   Naturalis – Perspektif – Moment opname (NPM).

Ruang Waktu Datar

Manusia sejak jaman prasejarah, cenderung berfikir “Kosmos”, holistik, total. Seluruh dunia, termasuk barat, menggambar dengan sistem RUANG WAKTU DATAR. Karena berdimensi waktu, maka bisa bercerita. Hal ini bisa dilihat dalam berbagai gambar-gambar di dalam gua prasejarah, yang lebih jelas terlihat dalam relief borobudur. Sistam RWD menggambar dari berbagai tempat / arah / waktu. Gambar yang dihasilkan berupa sekuen yang bisa terdiri dari beberapa adegan, dan gambar tidak di”penjara” dalam frame, tapi “bergerak” dalam ruang dan waktu. Seni visual ini lebih sering bercerita dalam dua dimensi meskipun berwujud tiga dimensi.

NPM

Masyarakat Yunani yang berfikir “Antropos” dimana semua didasarkan pada manusia, menggambar = seperti dilihat oleh mata – yang dikenal sebagai Naturalis. Sistem NPM menggambarkan dari satu tempat / arah / waktu . Apa yang digambar di”abadi”kan jadi sebuah adegan yang berupa gambar mati (still picture), dimana gambar di”penjara”kan dalam sebuah bingkai (frame).   Senirupa Barat sejak Renesan memakai sistem menggambar NPM.  Adapun ciri-ciri spesifik NPM adalah ditarik dari satu perspektif, menghilangkan dimensi waktu, dan memenangkan ruang sehingga mampu memvisualisasikan tiga dimensi meski dalam wujud dua dimensi.

Leave a comment