Jokowi and Revenge of The Sith


Sebagai Wong Solo tentu saya senang dengan naiknya popularitas Jokowi di pentas politik Indonesia. Tetapi sebagai fans Star Wars, saya juga sulit menyembunyikan kekhawatiran saya bahwa Jokowi bisa jadi adalah Emperor Palpatine.

or Voldemort

or Voldemort

Mungkin bagi anda yang ga gaul dan ga pernah nonton Star Wars ataupun YKS. Mungkin anda tidak tahu siapa itu Palpatine, dia adalah tokoh antagonis utama dalam saga Star Wars. Dia adalah Emperor dan memiliki anak buah yang super powerful yaitu Darth Vader yang mungkin lebih anda kenal.

Star-Wars-Sith

 

Palpatine terlahir di Planet Naboo, sebuah planet yang tergabung di Galactic Republic.  Di usia mudanya, konon dia menjadi murid Darth Plagueis dan mempelajari dark side of the force. Namun dia tetap menjalani kehidupan yang normal dan berhasil mencapai jabatan Senator Naboo dan sukses meraih simpati beberapa elit Naboo yang waktu itu sedang dalam krisis perang melawan Trade Federation.

Palpatine kemudian terpilih sebagai Supreme Chancellor menggantikan Finis Valorum yang turun jabatan karena mosi tidak percaya. Konon mosi tidak percaya itu dipengaruhi oleh Queen Amidala yang mendapatkan dorongan dari Palpatine. Setelah menguasai senat yang berada di ibukota Republic di Coruscant, Palpatine yang sebenarnya kurang karismatik ini semakin powerful di panggung politik. Faktor utamanya adalah kekhawatiran adanya perlawanan kelompok separatis yang kemudian ketika benar-benar terjadi maka muncul gerakan yang mendukung Palpatine untuk mengambil alih seluruh kekuasaan senat.

Palpatine yang awalnya sok malu-malu itu akhirnya mau menerima emergency power dan berjanji akan mengembalikannya kepada senat ketika perang berakhir. Semua orang bertepuk tangan ketika Palpatine mau menerima kekuasaan itu. Kisah selanjutnya cukup panjang, intinya Palpatine meruntuhkan struktur Galactic Republic dan menggantinya dengan Galactic Empire yang berdasar pada theo-autocracy Sith Lord.

Anyway, mungkin anda masih bingung apa hubungannya dengan Jokowi?  Bagi saya Jokowi sangat beresiko untuk menjadi seperti Palpatine. Kita andaikan PDIP adalah planet Naboo yang dipimpin oleh pemimpin yang sangat dicintai rakyatnya tetapi sebenarnya tidak tahu apa yang harus dilakukan, dalam hal ini Queen Amidala bisa dibilang sebanding dengan Megawati. Jokowi sebagaimana Palpatine, meskipun memiliki kapabilitas tetapi tetap terbendung oleh Megawati sebagai ketua umum PDIP.

Dalam kondisi ini, apapun yang ingin dilakukan Jokowi akan menunggu restu Megawati. Palpatine juga mengalami hal ini, meskipun dia adalah senator senior yang sangat dihormati tetapi bagaimanapun dia adalah wakil Naboo dan tidak akan mampu melakukan apapun jika Queen Amidala menyatakan ketidak setujuannya. Jokowi pun begitu, meskipun dia dielu-elukan masyarakat dan menjadi salah satu walikota terbaik dunia, dia tetap saja bagian dari sistem politik kepartaian yang menuntut dia tunduk kepada sole ruler of PDIP yaitu Megawati.

Posisi Jokowi menguat ketika akhirnya Megawati memerintahkan dia untuk menjadi calon Presiden untuk pemilu 2014. Pada tahap ini Jokowi berada di posisi seperti ketika Palpatine dicalonkan untuk menggantikan posisi Finis Valorum sebagai Chancelor. Kisah Jokowi “The Emperor Palpatine” masih tertahan disini tetapi dia masih sangat mungkin untuk menjadi seperti Emperor Palpatine. Kemungkinannya adalah rakyat yang bosan dengan DPR dan percaya dengan Jokowi berharap agar Jokowi dapat memiliki kekuasaan lebih agar mempercepat Indonesia menjadi negara maju. Sebagian orang yang tidak setuju akan menjadi musuh rakyat dan akhirnya akan dihabisi oleh kaki tangan Jokowi sebagaimana Palpatine menghabisi seluruh Jedi dalam Clone Wars.

Oke, kita tahu hal itu belum dan mungkin tidak akan terjadi. Saya sebagai warga Solo yakin bahwa Jokowi bukan manusia bermuka dua dan licik seperti Palpatine tetapi yang lebih penting disini adalah ketika kita memberikan kepercayaan dan kemudian kekuasaan yang sangat besar kepada seseorang, maka akan ada kemungkinan dia akan menyalahgunakannya. Saat ini Jokowi masih memiliki 2 ring check and balance yaitu DPRD DKI dan internal PDIP yang disimbolkan dengan Megawati. Inilah yang harus tetap dipertahankan, sehebat apapun dan incapable apapun legislatif dan Megawati tetapi merekalah yang dapat menahan Jokowi agar tidak menjadi Emperor Palpatine.

Masyarakat yang sangat menginginkan kemajuan dan kemakmuran tidak pernah ragu untuk mengorbankan kemerdekaannya. Kita tahu bagaimana Nazi dan Soviet terbentuk dengan berbagai harapan dari masyarakat sehingga rela mewujudkan mimpi pemimpinnya. Atau mungkin kata-kata terakhir Padme Amidala ketika meninggalkan senat ini bisa membuat kita waspada:

“So this is how liberty dies, with thunderous applause. “

One thought on “Jokowi and Revenge of The Sith

  1. mas iyo says:

    Di masa modern sekarang, paradigma masyarakat yang mengelu-elukan sosok tentang ‘Ratu Adil’ sebagaimana yang diramalkan dalam Jangka Jayabaya seolah-olah sudah mulai luntur. Our Founding Father and Our Former President pun belum berhasil mengejawantahkan tentang ramalan kesejahteraan tersebut. Masyarakat muak dengan retorika perpolitikan yang belum bisa membuat perut rakyat kenyang.

    Jika kita melihat perkembangan politik akhir-akhir ini, masyarakat sebenarnya tidak banyak berharap penghidupan kebangsaan akan lebih banyak, karena kita tahu masalah kebangsaan ini sangatlah kompleks dan rumit. Di saat masyarakat diharuskan memilih siapa yang akan menjadi pemimpinnya, praktis masyarakat akan memilih sosok pemimpin yang hampir ‘mirip’ dengan kondisi mereka. Paling tidak, dengan demikian, pemimpin tersebut tahu rasanya jadi rakyat susah.

    Jika menilik perihal tersebut, praktis cuma Jokowi yang memenuhi ekspetasi tersebut. Jokowi mengawali karir sebagai pengusaha UMKM di bidang UMKM, pakaiannya sederhana, pidatonya singkat tapi dalem banget (biasanya panitia acara suka sambutannya yang simple dan cepat), dan banyak sifat-sifat ‘ngasor’ lainnya yang rakyat melihat bahwa sosok Jokowi gak beda-beda jauh ama gue…

    Berbeda sosok lawan-lawan politiknya, seperti ARB dan Prabowo, mereka terkesan sosok pemimpin yang transedental, eksklusif, sulit dijangkau. Sosok ARB yang masih memperlihatkan kehidupan glamornya beserta anak-anaknya yang dikelilingi artis dan dugem, masyarakat seolah melihat apakah ini sosok pemimpin yang mirip dengan mereka.

    Terlepas, dari jejak politik Jokowi yang terkesan sangat politik banget, dimana dia dua kali belum ‘lulus’ jadi pemimpin di posisi sebelumnya, langsung straight forward jadi Capres, memang jujur saya kurang menyukainya, tapi that’s politic, masyarakat sudah ga sabar ingin dapat pemimpin yang ‘mirip’ mereka

Leave a comment